INSIDENNEWS.com, MAJENE– Dampak dari Gempa Bumi yang terjadi di Kabupaten Majene Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (14/1/2021) hingga Jumat (15/1/2021) lalu, membuat warga ketakutan.
Ketakutan ribuan warga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, akhirnya berinisiatif untuk membuat tenda pengungsian di daerah ketinggian.
Bayi baru lahirpun, yang masih berumur 3 hari, merupakan warga Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene Sulawesi Barat, juga ikut diungsikan ke lokasi pengungsian.
“Iye, saya baru saja melahirkan di Puskesmas Pembantu (Pustu), anakku yang masih berumur tiga hari ini, udah saya ungsikan, mengingat gempa yang mengakibatkan runtuhnya bangunan, makanya kita bawa kesini,” ucap Samaruddin, Sabtu (16/1/2021) .
Selain itu, Samaruddin menambahkan, dengan membawa anaknya yang baru lahir ke pengungsian, juga merasa takut.
“Sebenarnya takut juga pak, karena masih berumur tiga tahun, tapi mau bagaimana lagi, gempa susulan yang dikabarkan jauh lebih keras kekuatannya,” tambahnya.
Samaruddin bersama keluarganya mengungsi bersama 8 Kepala Keluarga (KK) lainnya. Dan dengan perlengkapan seadanya, Samaruddin menjelaskan, saat akan menidurkan anaknya yang masih baru berumur tiga hari itu, hanya dengan kelambu kecil, ditutup selimut tipis.
“Kita disini ada 8 Kartu Keluarga (KK), kira-kira 19 orang di dalam satu tenda, bersama anak bayi. Mau bagaimana lagi keadaannya sudah begini,” ujarnya.
Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, di lokasi Sport Center saat ini menjadi tempat pengungsian terbesar, dampak dari Gempa Bumi yang terjadi dua hari yang lalu.
Para pengungsi berharap, ada bantuan logistik dan tenda dari pemerintah, karena dalam satu tenda ada Delapan hingga Sepuluh KK yang berada di dalamnya. (* / 7ar)