INSIDENNEWS.com, PAREPARE– Koperasi telah lama dikenal sebagai soko guru perekonomian nasional. Koperasi memiliki posisi yang setara dengan perusahaan swasta seperti Perseroan Terbatas (PT), meskipun terdapat perbedaan signifikan dalam cara keuntungan didistribusikan. Sementara keuntungan perusahaan swasta hanya diperuntukkan bagi pemiliknya, koperasi mendistribusikan keuntungan kepada seluruh anggotanya secara kolektif.
Haedar Hasan, Juru Bicara ANH TQ Bidang Koperasi dan UMKM, menekankan bahwa koperasi akan menjadi fokus utama dalam program unggulan pasangan ANH dan TQ di Parepare.
“Koperasi adalah organisasi berbasis anggota yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, kami mengusung program pemberian modal usaha tanpa bunga kepada koperasi dan pelaku UMKM untuk meningkatkan kemajuan mereka,” jelas Haedar.
Langkah pertama yang akan dilakukan ANH dan TQ adalah menyehatkan koperasi dengan memberikan pemahaman terkait manajemen dan tata kelola koperasi secara profesional.
Pendidikan berjenjang bagi calon dan anggota koperasi menjadi kunci keberhasilan, dan biaya pelatihan ini akan dibiayai oleh APBD dan Pelatih profesional akan diundang untuk memberikan pelatihan, dan koperasi-koperasi sukses dari luar daerah akan didatangkan untuk berbagi pengalaman dan memberikan inspirasi kepada koperasi di Parepare. Selain itu, Haedar juga menyoroti pentingnya partisipasi anggota dalam koperasi.
“Melalui pendidikan yang berkelanjutan, anggota koperasi akan lebih memahami konsep koperasi, sehingga partisipasi mereka akan meningkat,” tuturnya.
Koperasi, tambahnya, berlandaskan asas kekeluargaan, dimana pengambilan keputusan dilakukan secara demokratis. Selain koperasi, sektor UMKM di Parepare juga menjadi sorotan.
Dengan jumlah sekitar 17 ribu pelaku usaha, Parepare menempati peringkat ketiga terbesar di Sulawesi Selatan setelah Makassar dan Palopo. Namun, Haedar mengakui bahwa sektor UMKM masih menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam hal profesionalisme kelembagaan dan manajemen yang belum mampu bersaing di pasar regional maupun nasional.
“Jika sektor UMKM mendapat perhatian utama dari Pemda Parepare selama 5 hingga 10 tahun ke depan, tenaga kerja yang terserap pasti akan lebih banyak,” ujarnya.
Meski jumlah UMKM di Parepare cukup besar, data menunjukkan adanya anomali terkait tingkat pengangguran. Parepare menempati urutan ke-23 dari 24 kabupaten/kota di Sulsel dalam hal pengangguran, meskipun jumlah UMKM cukup besar.
“Ini menunjukkan adanya kekeliruan dalam kebijakan pengembangan UMKM. Oleh karena itu, ANH dan TQ berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas SDM, produksi, serta akses pasar dan perbankan bagi pelaku UMKM,” tegas Haedar.
Sebagai penutup, Haedar Hasan menyatakan bahwa ANH dan TQ siap memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan koperasi dan UMKM di Parepare, baik melalui pendidikan anggota, bantuan modal tanpa bunga, maupun perluasan jaringan bisnis untuk menangkap peluang pasar yang lebih luas. Dengan letak geografis yang strategis, Parepare memiliki potensi besar untuk berkembang meskipun tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah.(*)