INSIDENNEWS.com, PAREPARE– Penjabat (PJ) Wali Kota Parepare, Akbar Ali, didaulat sebagai pembicara dalam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar yang bertema “Generasi Muda Bersatu dalam Menjaga Bahasa Ibu”, pada Kamis, 29 Februari 2024.
Dalam webinar tersebut, yang merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional 2024, Akbar Ali membagikan praktik baik dalam pelestarian bahasa daerah di Kota Parepare.
Mengenakan Songkok Recca (songkok Bugis), Akbar Ali didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, HM Makmur, serta sejumlah Kepala SKPD. Dia menjadi satu-satunya Kepala Daerah di Indonesia yang diundang sebagai pembicara dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI.
Selain Akbar Ali, pembicara lainnya termasuk Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI, Prof. E. Aminuddin Aziz, Ketua MGMP Bahasa Jawa, Muhammad Sholichin (perwakilan guru), dan Sifa Putri Yandani, Juara I Maca Sajak FTBI Provinsi Jawa Barat 2023.
Dalam webinar itu, Akbar Ali memaparkan praktik baik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Parepare dalam pelestarian bahasa daerah, seperti dukungan anggaran, kebijakan, dan peraturan daerah yang mewajibkan penggunaan bahasa daerah.
“Suatu kehormatan bagi saya telah diundang oleh Kemdikbudristek untuk berbagi praktik baik upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Parepare dalam pelestarian bahasa daerah,” ujar Akbar Ali.
Dia juga menyoroti Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), dimana para siswa yang berprestasi mendapat penghargaan. Penggunaan baju batik Lontara dengan tulisan seni sastra dan petuah Bugis yang diwajibkan setiap Kamis juga menjadi perhatian dalam webinar tersebut.
Praktik baik yang disampaikan oleh Akbar Ali mendapat apresiasi, termasuk dari Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI, Prof. E. Aminuddin Aziz.
“Saya sangat terkesan dengan gambaran praktik baik yang dilakukan oleh Pak Pj Wali Kota Parepare. Inisiatif yang dilakukan dalam merawat bahasa, sastra, dan aksara daerah sangat mengesankan. Jika itu dilakukan oleh semua kepala daerah, maka saya yakin bahasa daerah kita akan terawat dengan baik,” ungkap Prof Aminuddin, memberi apresiasi.(*)