Simpang Siur HET Minyakita, Disperindag Parepare Angkat Bicara

INSIDENNEWS.com, PAREPARE– Kondisi harga minyak goreng jenis subsidi Minyakita, masih mengambang di Parepare. Pasalnya, wacana kenaikan harga Minyakita dari 14.000 Rupiah per liter menjadi 15.700 Rupiah per liter, belum ditetapkan secara nasional. Namun, sejak sebulan terakhir, Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita di sejumlah pasar di Kota Parepare telah mencapai 15.000 Rupiah hingga 17.000 Rupiah per liter, Selasa (2/7/24).

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadis Perindag) Kota Parepare, Andi Wisna, mengemukakan kemungkinan stok Minyakita yang beredar di Parepare kurang dari biasanya, sehingga beberapa pedagang menaikkan harga dari HET seharusnya.

“Tapi, setahu saya tidak pernah ji naik harganya kalau Minyakita. Minyak curah ji yang kami dapat informasi lisan sempat naik harganya,” ujar Andi Wisna saat dikonfirmasi.


Berita Terkait

https://insidennews.com/2024/06/25/masyarakat-gusar-harga-minyakita-di-parepare-tembus-rp16-ribu/


Dia menambahkan, terkait kebijakan HET baru dan HET yang seharusnya masih diberlakukan, untuk menjual minyak goreng jenis Minyakita. Ia mengaku tidak tahu pasti.

“Kalau HET itu kami tidak tahu. Karena, itu ditangani langsung oleh Bulog. Jadi, kami dari Pemda (Pemerintah Daerah) tidak bisa intervensi,”pungkasnya.

Namun, kata Andi Wisna, jika ada oknum pedagang yang menjual Minyakita melebihi dari HET seharusnya, ia dan tim monitoring lainnya akan melakukan pemantauan di sejumlah lapak pedagang.

“Jadi, kami akan monitoring lagi kalau sudah ada informasi dari Bulog tentang HET sebenarnya yah,” tuturnya.

Terpisah, Pimpinan Cabang (Pinca) Bulog Kota Parepare, Mohammad Junaedy, menjelaskan bahwa peran Bulog dalam hal minyak goreng termasuk Minyakita, ialah sebagai distributor yang menjaga ketersediaan dan mendistribusikan kepada masyarakat, serta memantau agar dijual dengan HET yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Jadi, kami tidak bisa intervensi terkait Minyakita, karena kami tidak menguasai stoknya. Bulog itu bukan produsen tapi distributor. Produsennya adalah perusahaan-perusahaan minyak yang telah terdaftar di Kementerian Perdagangan,” jelasnya.

Dalam hal tersebut, prinsip Bulog ialah operator, sehingga perannya tidak bisa menentukan keputusan dan mengambil kebijakan. Termasuk penentuan HET minyakita yang ramai diberitakan saat ini.

Menurutnya, Bulog dibawah komando Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau Dinas Ketahanan Pangan jika di daerah, diamanahkan oleh pemerintah untuk mensuplai sesuai stok yang diberikan, dan menjaga ketersediaan pangan dan minyak, termasuk minyakita.

“Nah kalau kenaikan HET minyak kita, kami tidak ikut dalam menentukan hal tersebut, karena itu langsung dari Kementerian Perdagangan,”ucap Mohammad Junaedy.

Mohammad Junaedy menjelaskan, hingga saat ini, Perum Bulog Parepare masih mendistribusikan Minyakita dengan mengacu pada HET yang berlaku dan tertera di kemasan, yakni 14.000 Rupiah per liter.

“Sambil menunggu keputusan resmi dari pemerintah. Kami masih mengacu pada HET Rp. 14 ribu per liternya,”pungkasnya.

Untuk diketahui, tambahnya, kini jumlah stok minyakita di Perum Bulog Parepare, yakni sekitar 9.000 liter, dan akan disuplai secara bertahap untuk masyarakat Parepare.

“Makanya, proses penyalurannya tetap kami atur dengan baik agar sesuai kebutuhan pasar. Yah kurang lebih penjualannya 200-300 liter di Pasar,”tandasnya.(*/7ar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *